5 Tahun Menabung, Akhirnya Santi Bisa Umroh Bareng Orang Tua di 2025

Setiap langkah menuju Ka'bah tampak seperti napas panjang yang ditahan lama, lalu ditiupkan kembali penuh syukur. Bagi Santi, perjalanan itu dimulai bukan dengan tiket pesawat, melainkan dengan niat; kecil namun teguh, yang dibangun dari konsistensi menabung selama 5 tahun. Ini bukan cerita tentang kecepatan, melainkan tentang ketulusan dan kesabaran seorang anak yang ingin memberi hadiah paling bermakna bagi kedua orang tuanya.

Mengumpulkan Potongan Harapan: 5 Tahun Menabung

Pada awalnya Santi hanya membuat satu aturan sederhana: sisihkan sebagian gaji setiap bulan untuk tabungan umroh. Tidak banyak — kadang 10%, kadang 15% tergantung keadaan — namun konsistensi itulah yang akhirnya menjadi kunci. Rekening khusus dipilih agar godaan penggunaan uang untuk hal lain bisa diminimalisir. Dalam lima tahun, uang itu bukan hanya bertambah; ia berubah menjadi bukti cinta yang nyata.

Godaan dan Kebiasaan

Tentu ada saat-saat lelah, ada godaan belanja barang baru, atau keinginan makan di restoran mahal. Tetapi setiap kali ragu, Santi mengingat wajah ayah dan ibunya. Ia membayangkan saat mereka berdiri di depan Ka'bah, dan bayangan itu selalu mengembalikan tekadnya. Menabung baginya jadi kebiasaan yang dipenuhi doa-doa kecil setiap malam.

Mencari Travel yang Tepat: Dari Layar ke Hati

Ketika tabungan cukup, proses memilih travel menjadi momen yang sarat kecermatan. Santi memeriksa banyak pilihan: website resmi, testimoni di Google, hingga feed Instagram yang menampilkan foto-foto jamaah. Banyak opsi menarik, tapi hatinya menuntunnya ke satu nama: Kelana Haramain Indonesia.

Apa yang Membuatnya Yakin?

• Transparansi harga — tidak ada biaya tersembunyi.
• Paket sesuai anggaran — pilihan paket fleksibel yang cocok untuk rencana Santi.
• Ulasan positif dari jamaah sebelumnya yang menonjolkan pelayanan ramah dan profesional.
• Pelayanan pra-keberangkatan seperti manasik dan panduan lengkap.

Juli 2025: Ketika Doa Menjadi Jejak Kaki

Pagi keberangkatan terasa berbeda: campuran haru, takut, dan syukur. Di bandara, semua berjalan rapi. Tim Kelana Haramain mendampingi sejak pengecekan dokumen sampai saat boarding. Setibanya di Tanah Suci, saat pertama kali menatap Ka'bah, Santi tak kuasa menahan air mata. Ia menggenggam erat tangan ayah dan ibunya, merasakan detak yang selaras—sebuah kebahagiaan yang tak tertulis di buku tabungan mana pun.

“Alhamdulillah, perjalanan ini bukan hanya perjalanan ibadah, tapi hadiah terindah untuk orang tua.”

#PerjalananAmanIbadahNyaman — Bukan Janji Kosong

Slogan itu terasa nyata. Hotel yang nyaman, transportasi yang teratur, jadwal yang jelas, serta bimbingan selama manasik membuat setiap langkah ibadah terasa lebih khusyuk. Tim pendamping memberikan perhatian kecil yang berarti — membantu orang tua ketika berjalan, mengingatkan jadwal shalat, hingga memastikan kebutuhan makan sesuai. Semua detail kecil itu menumpuk menjadi rasa aman yang besar.

Momen-Momen yang Menyentuh Hati

Aku doakan semua yang membaca artikel ini segera bisa melaksanakan umroh bersama orang-orang tercinta